Seguidores

Quien cocina aquí:

Foto Saya
mahasiswi biologi semester 7

Archive

Configure your calendar archive widget - Edit archive widget - Flat List - Newest first - Choose any Month/Year Format

Kamis, 05 Januari 2012

LUMUT


BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar belakang
Lumut merupakan tumbuhan kecil, lembut yang apakah secara khas tinggi 1-10 cm (0.4-4 inchi), meskipun beberapa jenis adalah banyak lebih besar. Mereka biasanya tumbuh berdekatan bersama-sama di dalam keset / dasar, perdu atau di tempat rindang. Mereka tidak mempunyai bunga atau biji, dan daun-daun yang sederhananya menutupi batang liat yang tipis. Pada lumut tertentu menghasilkan capsule spora yang nampak seperti paruh yang dilahirkan pada tangkai tipis. Ada kira-kira 10,000 jenis lumut digolongkan pada Bryophyta. Divisi Bryophyta dahulu mencakup tidak hanya lumut, tetapi juga liverworts dan hornworts. Sekarang ini lain, dua kelompok Bryophyta adalah ditempatkan dalam divisi tersendiri.Tumbuhan Bryophyta merupakan tumbuhan yang paling primitive yang tidak memiliki akar sesungguhnya, batang, atau tangkai. Mereka sejak lima ratus juta tahun.Bryophyta merupakan tumbuhan kecil, herbaceous yang tumbuh tertutup, selalu berkumpul menjadi alas bebatuan, tanah, ataupun menjadi epifit pada batang dan cabang tanaman.
1.2       Rumusan Masalah
1.      Apa Lumut itu?
2.      Bagaimana Klasifikasi Lumut?
3.      Apa saja Manfaat Lumut?





BAB II
LUMUT (BRYOPHYTA)
2.1       Pengertian lumut
Termasuk diivisi bryophyte, berasal dari bahasa yunani yang berarti “tumbuhan lumut “, pada umumnya lumut berwarna hijau, karena mempunyai sel – sel dengan plastid yang menghasilkan klorofil a dan b, dengan demikian lumut bersifat autotrof. Tubuh lumut dapat dibedakan antara sporofit dan gametofitnya.
Ketika kalian berada di daerah pegunungan atau batu-batuan yang ada di sungai atau di tembok-tembok di dekat sumur rumah kalian sering kalian temukan tumbuhan yang berwarna hijau, hidup menempel. Tumbuhan tersebut adalah Bryophyta (tumbuhan lumut).

2.1.2    Ciri-ciri Bryophyta
 Tumbuhan lumut memiliki ciri-ciri:
a.       Memiliki habitat di daerah yang lembap.
b.      Berwarna hijau, karena sel-selnya memiliki kloroplas (plastisida)
c.       Ukuran tinggi tubuh lumut kurang dari 20 cm
d.      Dinding sel tersusun atas selulosa
e.       Proses pengangkutan air dan zat mineral didalam tubuh lumut berlangsung secara difusi dan di bantu oleh aliran sitoplasma.
f. Tumbuhan lumut merupakan peralihan dari thallophyta ke cormophyta,  karena tumbuhan lumut belum memiliki akar sejati.
g. Akar pada tumbuhan lumut masih berupa rhizoid, selain itu tumbuhan ini belum memiliki berkas pembuluh angkut xylem dan floem, sehingga untuk mengangkut zat hara dan hasil fotosintesisnya menggunakan sel-sel parenkim yang ada.
h. Tumbuhan lumut memiliki klorofil atau zat hijau daun sehingga cara hidupnya fotoautotrof.
i. Tumbuhan lumut dalam hidupnya dapat bereproduksi secara aseksual dengan pembentukan spora haploid dan reproduksi seksual dengan peleburan gamet jantan dan gamet betina.
j. Dalam siklus hidupnya atau metagenesis tumbuhan lumut, akan didapati fase gametofit, yaitu tumbuhan lumut sendiri yang lebih dominan dari fase sporofit, yaitu sporogonium.
k. Gametangium terdiri atas anteridium dan arkegonium
l. Sporofit terdiri dari karpsul dan seta . Sporofit yang ada pada ujung gametofit berwarna hijau dan memiliki klorofil, sehingga bisa melakukan fotosintesis. Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut terdiri atas:
1. Vaginula , kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium.
2.  Seta atau tangki.
3. Apofisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang merupakan peralihan antara seta dan kotak spora.
4.  Kaliptra atau tudung berasal dari dinding arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak spora.
5.  Kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan spora.
2.1.3        Ciri-ciri dan Struktur Pembiakan
·         Gametofit matang keluarkan organ pembiakan khas yang disebut gametangium
·         Gametangium terdiri daripada organ seks jantan (anteridium) dan organ seks betina (arkegonium)
·         Anteridium menghasilkan sperma biflagelum yang motil
·         Arkegonium menghasilkan telur
·         Sperma bersenyawa dengan telur dan menghasilkan zigot (sporofit diploid), proses persenyawaan bergantung kepada air
·         Zigot menghasilkan kaki dan struktur penghasil spora yang disebut kapsul
·         Zigot yang masih melekat pada tumbuhan induk berkembang menjadi embrio multisel
·         Kapsul lazimnya terletak pada struktur seperti tangkai yang disebut seta
·         Kapsul terdiri daripada selapisan sel mandul yang mengelilingi tisu yang mengandungi sel induk spora
·         Sel induk spora membahagi secara meiosis dan menghasilkan spora haploid
·         Spora haploid disebarkan oleh angin apabila matang
·         Spora yang mendarat di atas tanah lembab akan bercambah dan keluarkan satu struktur yang disebut protonema
·         Protonema tumbuh menjadi tumbuhan gametofit haploid yang berdaun.
2.1.4        Habitat Lumut
Lumut ditemukan terutama di area sedikit cahaya / ringan dan lembab. Lumut umum di area berpohon-pohon dan di tepi arus. Lumut juga ditemukan di batu, jalan di kota besar. Beberapa bentuk mempunyai menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi ditemukannya. Beberapa jenis dengan air, seperti Fontinalis antipyretica, dan Sphagnum tinggal / menghuni rawa.
2.1.5    Reproduksi
Reproduksi lumut bergantian antara seksual dengan aseksualnya, reproduksi aseksualnya dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet – gamet, baik gamet jantan maupun gamet betina yang dibentuk dalam gametofit. Ada 2 macam gametangium , yaitu sebagai berikut:
1.      Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut, bagian yang sempit disebut leher.
2.      Anteredium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada. Dinding anteredium terdiri dari selapis sel sel yang mandul dan didalamnya terdapat sejumlah sel induk spermatozoid.  Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian melalui suatu pergiliran keturunan yang disebut metagenesis. Jika anteredium dan arkegonium berada dalam satu individu, tumbuhan lumut disebut berumah satu (monoesis) dan jika dalam satu individu hanya terdapat anteredium atau arkegonium saja disebut berumah dua (diesis).
2.1.6        Siklus Hidup
            Kebanyakan dari tanaman memiliki dua bagian kromosom di sel-selnya (diploid, beberapa kromosom hidup dengan sebuah pasangan yang mengandung informasi genetik yang sama). Sedang lumut (dan Bryophyta lain) hanya memiliki satu set kromosom (haploid, beebrapa kromosom hidup dalam sebuah salinan sel yang unik). Periode siklus hidup lumut secara lengkap, merusak kromosom, tetapi hal ini hanya pada sporofi.
2.1.7    Perkembangan Lumut
Perkembangan lumut secara singkat berlangsung sebagai berikut : spora yang kecil dan haploid, berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut dinamakan protonema. Protonema pada lumut ada yang menjadi besar, adapula yang tetap kecil. Pada protoneme ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan lumutnya.
2.1.8    Metagenesis atau Pergiliran Keturunan Lumut
Pada tumbuhan lumut, proses reproduksi baik secara seksual dan aseksual berlangsung melalui suatu proses yang disebut sebagai metagenesis. Dalam metagenesis, terjadi pergiliran keturunan antara generasi sporofit (2n) dan generasi gametofit (n). Ketika ada spora yang jatuh pada tempat yang sesuai, maka spora tadi akan tumbuh menjadi protonema. Protonema tadi akan segera tumbuh menjadi tumbuhan lumut dewasa yang akan menghasilkan gamet jantan, yaitu anteridium yang akan menghasilkan spermatozoid dan juga menghasilkan gamet betina, yaitu arkegonium yang akan menghasilkan ovum. Apabila terjadi fertilisasi antara spermatozoid dengan ovum maka akan terbentuk zigot, zigot tadi akan segera berkembang menjadi sporogonium yang akan menghasilkan spora. Spora yang dihasilkan sporogonium akan membelah dan akan keluar serta tumbuh lagi menjadi protonema. Siklus akan berjalan seperti semula.


 













2.1              KLASIFIKASI LUMUT


Terdiri dari 3 klas yaitu :
1. kelas Hepaticopsida (Hepaticae)
2. kelas Anthocerotopsida (Anthocerotae)
3. kelas Bryopsida (Musci)
Kelas Hepaticopsida
Hepaticopsida berasal dari kata “ Hepatica” artinya Hati maka dikenal dengan nama lumut hati.
Ciri – ciri Kelompok Hepaticopsida
·         Gametofit berwarna hijau, pipih, dorsiventral, struktur talus sederhana atau terdifrensiasi atas batang dan daun-daun, menempel pada tanah dengan menggunakan rizoid
·         Sporofit tidak mempunyai sel yang mengandung kloroplas dan didalamnya tidak ada kolumella
·         Spora yang berkecambah tidak melalui pembentukan protonema
·         Perkembangbiakan aseksual fragmentasi
·         pembentukan kuncup (Gemma) contoh pada Marchantia, Lunularia dan Blasia
Pembentukan tunas cabang contoh Riccia fluitan, Targionia dan Reboulia
Pembentukan umbi (tuber) contohnya Petalophyllum, Anthoceros
Penebalan ujung talus contohnya Anthalamia,
            KLASIFIKASI
            Ordo Marchantiales
Ciri –ciri :
         Gametofit berupa talus sederhana
         Struktur anatomi talus memperlihatkan difrensiasi jaringan, ada ruang udara dan poros
         Gametangium letaknya tenggelam didalam talus, arkegonium mempunyai 6 sel saluran leher
         Sporofit terdiri dari kapsul saja atau terdiri dari kaki, seta dan kapsul. Ordo Marchantiales terdiri 6 famili yaitu
         Famili Ricciaceae contohnya Riccia fluitan
         Famili Corsiania contohnya Corsinia
         Famili Targoniaceae contohnya Targonia
         Famili Marchantiaceae contohnya Marchantia
         Famili Monocleaceae contohnya Monoclea
         Famili Monocarpaceae contohnya Monocarpa
Ordo Spaerocarpales
Ciri-ciri :
           Gametofit berupa talus sederhana
           Struktur anatomi talus tidak memperlihatkan difrensiasi jaringan, tidak ada ruang udara dan poros
           Gametangium diselubungi involukrum, arkegonium mempunyai 6 sel saluran leher
           Sporofit terdiri dari kaki, seta dan kapsul. Contohnya Spaerocarpa

Ordo Jungermanniales
Ciri-ciri :
·         Gametofit berupa talus sederhana
·         Arkegonium diselubungi involukrum dan mempunyai 5 sel saluran leher
·         Sporofit terdiri dari kapsul saja atau terdiri dari kaki, seta dan kapsul
Subordo Metzgerineae atau AnacrogynaeMemuat golongan yang masih berupa talus sederhana, bentuknya seperti pita dan dorsiventral. Sporofit terletak disisi dorsal dan diliputi involukrum
·         Terdiri 7 famili yaitu :
·         Famili Riccardiaceae contohnya Riccardia
·         Famili Pelliaceae contohnya Pellia
·         Famili Treubiaceae contohnya Treubia
·         Famili Fossombroniaceae contohnya Fossombronia
·         Famili Pallaviciniaceae contohnya Pallavicinia
·         Famili Blasiaceae contohnya Blasias
·         Famili Metzgeriaceae contohnya Metzgeria
Subordo Jungermannineae atau Accrogynae
Memuat golongan yang talusnya menyerupai batang dengan daun-daun menyerupai batang dengan daun tersusun dalam 3 deretan yaitu 2 deretan daun samping (daun lateral) dan satu deretan daun ventral (amfigastrum). Daun samping tersebut terbagi atas lobus dorsal dan lobus ventral. Daun yang melindungi aarkegonium disebut periketium atau periantium, sedang daun yang melindungi anteridium disebut Perigonium. Contoh. Jungermannia, Madontheca

Ordo Calobryales
Ciri-ciri
·           Gametangium tidak mempunyai batang dengan daun-daun yang tersusun dalam 3 baris
·           Gametangium terbentuk diujung batang, arkegonium mempunyai 4 sel saluran leher
·           Sporofit terdiri dari kapsul saja Contohnya Calobryum, Haplomitrium
Marchantia polymorpha
Sistematik :
Divisi : Bryophyta
Classis : Hepaticae
Ordo : Marchantiales
Famili : Marchantiaceae
Genus : Marchantia
Species : Marchantia polymorpha
Diskripsi :
  • Talus seperti pita, kurang lebih 2 cm lebarnya, agak tebal, berdaging, bercabang-cabang menggarpu, dan mempunyai suatu rusuk tengah yang tidak begitu menonjol.
  • Pada sisi bawah terdapat sisik-sisik perut dan rizoid-rizoid ysng bersifat fototrop negatif.
  • Permukaan atas talus mempunyai lapisan kutikula sehingga hampir mungkin di lalui air.
  • Sisa-sisa jaringan talus berupa sel-sel yang tidak mengandung klorofil dan berguna sebagai tempat penimbunan zat makanan cadangan.
  • Gametangium didukung oleh suatu cabang talus yang tumbuh tegak.
  • Dulu digunakan sebagai bahan obat penyakit hati. (hepar).
Riccia fluitans
Sistematik :
Divisi : Bryophyta
Classis : Hepaticae
Ordo : Marchantiales
Famili : Ricciaceae
Genus : Riccia
Species : Riccia fluitans
Diskripsi :
  • Talus seperti pita, kurang lebih 2 cm lebarnya, agak tebal, berdaging, bercabang-cabang menggarpu, dan mempunyai suatu rusuk tengah yang tidak begitu menonjol.
  • Pada sisi bawah terdapat sisik-sisik perut dan rizoid-rizoid ysng bersifat fototrop negatif.
  • Permukaan atas talus mempunyai lapisan kutikula sehingga hampir mungkin di lalui air.
  • Sisa-sisa jaringan talus berupa sel-sel yang tidak mengandung klorofil dan berguna sebagai tempat penimbunan zat makanan cadangan.
  • Gametangium didukung oleh suatu cabang talus yang tumbuh tegak.
Blasia pusilla
Sistematik :
Divisi : Bryophyta
Classis : Hepaticae
Ordo : Jungermaniales
Famili : Anacrogynaceae
Genus : Blasia
Species : Blasia fluitans
Diskripsi :
  • Telah memiliki semacam batang yang bercabang-cabang banyak dan tumbuh dorsi ventral.
  • Protonema hanya terdiri atas beberapa sel saja, tetapi ada pula yang protonemanya pipih dan menjadi bagian tubuhnya yang vegetatif.
  • Ujung talus tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan arkegonium.
  • Sporogonium terdapat pada sisi punggung, dan pada beberapa jenis diliputi oleh periketium.
  • Talus lebar, mempunyai rusuk tengah, pada tepi talusnya mulai tampak terbentuknya alat-alat seperti daun.
Metzgeria furcata
Sistematik :
Divisi : Bryophyta
Classis : Hepaticae
Ordo : Jungermaniales
Famili : Anacrogynaceae
Genus : Metzgeria
Species : Metzgeria furcata
Diskripsi :
  • Talus berbentuk pita yang sempit, bercabang-cabang menggarpu.
  • Hidup pada batang-batang pohon-pohonan atau diatas batu-batu cadas.
  • Telah memiliki semacam batang yang bercabang-cabang banyak dan tumbuh dorsi ventral.
  • Protonema hanya terdiri atas beberapa sel saja, tetapi ada pula yang protonemanya pipih dan menjadi bagian tubuhnya yang vegetatif.
  • Ujung talus tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan arkegonium.
  • Sporogonium terdapat pada sisi punggung, dan pada beberapa jenis diliputi oleh periketium.
Calobryum mnioides
Sistematik :
Divisi : Bryophyta
Classis : Hepaticae
Ordo : Jungermaniales
Famili : Haplomitriaceae
Genus : Calobryum
Species : Calobryum mnioides
Diskripsi :
  • Talus bersifat radial, mempunyai bagian seperti batang dengan 3 baris bagian-bagian serupa daun.
  • Alat-alat kelamin terdapat diantara bagian-bagian seperti daun-daun, letaknya pada ujung bagian yang seperti batang.
  • Umumnya hidup di daerah tropika.
  • Ujung talus tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan arkegonium.
  • Sporogonium terdapat pada sisi punggung, dan pada beberapa jenis diliputi oleh periketium.
Diskripsi :
  • Sporogoniumnya mempunyai satu tangkai yang elastis, disebut seta.
  • Kaliptra melebar seperti perut dan berguna sebagai penimbunan air bagi sporogonium yang masih muda.
  • Gigi peristom tipis seperti selaput, berasal dari satu lapis sel sporogonium. Gigi mempunyai garis-garis melintang dan bersendi.
  • Masuk dalam kelompok Eubryales acrocarpi.
Kelas Antheroceropsida / Lumut Tanduk
Ciri – Ciri :
·         Gametofit berbentuk lembaran
·         Sporofit berbentuk pipa memanjang ke atas, seperti tanduk
·         Di dalam “tanduk” dihasilkan spora
·         Struktur anatomi talus homogen, tiap sel mengandng satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar
·         sporogonium terdiri atas kaki dan kapsul saja,
·         Spora berkecambah tidak membentuk protonema,
·         Perkembangbiakan aseksual sama dengan lumut hati

Terdiri 1 ordo yaitu Ordo Anthocerotales. Contohnya : Anthoceros, Phaeceros, Megaceros dan Denroceros
Anthoseros laevis
Sistematik :
Divisi : Bryophyta
Classis : Anthocerotae
Ordo : Anthocerotales
Famili : Anthocerotaceae
Genus : Anthoceros
Species : Anthoceros leavis
Diskripsi :
  • Gametofit mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, biasanya melekat pada tanah dengan perantaraan rizoid-rizoid.
  • Susunan talusnya masih sederhana.
  • Sel-selnya hanya memiliki satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar.
  • Pada sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup yang berbentuk ginjal. Stoma hampir selalu terisi lendir.
  • Beberapa anteridium terkumpul dalam suatu lekukan pada sisi atas talus, demikian pula arkegoniumnya.
  • Sel yang diatas terus membelah-belah dan merupakan sporogonium, yang bawah membelah-belah dan merupakan kaki sporogonium.
  • Sel-sel yang menyusun kaki sporogonium berbentuk sebagai rizoid, melekat pada talus gametovitnya.
  • Sporogonium tidak bertangkai, mempunyai bentuk seperti tanduk, panjangnya 10-15 cm.
Notothylus valvata
Sistematik :
Divisi : Bryophyta
Classis : Anthocerotae
Ordo : Anthocerotales
Famili : Anthocerotaceae
Genus : Notothylus
Species : Notothylus valvata
Diskripsi :
  • Gametofit mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, biasanya melekat pada tanah dengan perantaraan rizoid-rizoid.
  • Susunan talusnya masih sederhana.
  • Sel-selnya hanya memiliki satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar.
  • Pada sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup yang berbentuk ginjal. Stoma hampir selalu terisi lendir.
  • Beberapa anteridium terkumpul dalam suatu lekukan pada sisi atas talus, demikian pula arkegoniumnya.
  • Sel yang diatas terus membelah-belah dan merupakan sporogonium, yang bawah membelah-belah dan merupakan kaki sporogonium.
  • Sel-sel yang menyusun kaki sporogonium berbentuk sebagai rizoid, melekat pada talus gametovitnya.
  • Sporogonium tidak bertangkai, mempunyai bentuk seperti tanduk, panjangnya 10-15 cm.
Kelas Bryopsida
Merupakan kelas yang paling besar dan paling tinggi tingkatan perkembangannya diantara ketiga kelas briopyta. Dikenal dengan lumut daun
• Ada yang homotalik dan ada yang heterotalik
• Pada yang homotalik dapat dibedakan atas
a.                            Paroisis : apabila anteridia dan arkegonia terletak pada cabang yang sama tetapi dalam kelompok yang berbeda
b.                           Autosisi : Apabila anteridia dan arkegonia terletak pada cabang yang berbeda
c.                            Sinoisis : apabila anteridia dan arkegonia terletak pada kelompok dan cabang yang sama
Terdiri atas 3 subklas Yaitu :
• Subclas Spagnobrya=Sphagnidae
Merupakan subclass yang paling primitive dalam klas Bryopsida
Ciri-ciri:
·                Protonema berbentuk daun kecil, tiap protonema hanya akan membentuk satu gametopora
·                Gametofora terdiri dari batang-batang yang bercabang dengan daun-daun dan gametofora tidak mempunyai rizoid
·                sporangium mempunyai kaki yang lebar, seta hanya berupa lekukan antara kaki dari kapsul. Tidak terdapat peristom pada kapsul
 Hanya terdiri 1 Ordo Yaitu Spagnales, 1 Famili yaitu Spagnaceae dan 1 genus yaitu Spagnum (ada 336 species)
• Subclas Andreaobrya=Andreaeaidea
Ciri –ciri :
·                Protonema berbentuk seperti batang atau pita yang bercabang
·                daun-daun tersusun spiral rapat dan menutupi batang
·                Gametangium terdapat pada ujung cabang tetapi anteridium dan arkegonium terdapat pada cabang yang berbeda
·                sporangium terdiri dari kaki dan kapsul
Hanya terdiri dari 1 ordo saja yaitu ordo Andreaeales dan 1 famili yaitu famili Andreaeaceae dengna 2 genus yaitu Andreaea dan Neuroloma
            • Subclas Eubrya = Bryidea
Merupakan subclass terbesar dari lumut daun dan sering dinamakan lumut sejati
Ciri-ciri :
·                Protonema hampir selalu berbentuk benang yang bercabang berwarna hijau. Protonema mengeluarkan rizoid yang tidak berwarna
·                Gametofora selalu dengan jelas dapat dibedakan antara batang dengan daun-daun
·                Sporagium terdiri dari kapsul, kaki dan seta
·                Berdasarkan cara pertumbuhannya Bryidea dibedakan atas 2 type yaitu
(1)                     Yang tumbuh tegak (Ortotrop) =acrocarpi
(2)                     Yang tumbuh mendatar (Plagiatrop)=Pleurocarpi
·                Penggolongan berdasarkan ada tidak gigi peristome
(1)                     Clestocarpi (kapsul spora tidak punya peristom)
(2)                      Stegocarpi (kapsu spora punya gigi peristom 
Andreaea petrophila
Sistematik :
Divisi : Bryophyta
Classis : Musci
Ordo : Andreaeales
Famili : Andreaeaceae
Genus : Andreaea
Species : Andreaea petrophila
Diskripsi :
  • Tumbuh di atas tanah-tanah gundul yang periodik mengalami kekeringan, bahkan diatas pasir yang bergerak pun dapat tumbuh.
  • Dapat ditemui di antara rumput-rumput, di atas batu-batu cadas, pada batang dan cabang pohon,di rawa-rawa, tetapi jarang di dalam air.
  • Spora bersifat fototrop positif, banyak bercabang-cabang, dan terlihat seperti hifa cendawan yang berwarna hijau.
  • Alat kelamin terkumpul di ujung batang atau cabang, dan dikelilingi oleh daun-daun yang letaknya di paling atas.
  • Protonema berbentuk pita yang bercabang-cabang.
  • Kapsul spora mula-mula diselubungi oleh kaliptra yang bentuknya seperti kopyah bayi. Jika sudah masak pecah dengan 4 katup-katup.
  • Kolumela diselubungi oleh jaringan sporogen.
Sphagnum fimbriatum
Sistematik :
Divisi : Bryophyta
Classis : Musci
Ordo : Sphagnales
Famili : Sphagnaceae
Genus : Sphagnum
Species : Sphagnum fimbriatum
Diskripsi :
  • Spora bersifat fototrop positif, banyak bercabang-cabang, dan terlihat seperti hifa cendawan yang berwarna hijau.
  • Alat kelamin terkumpul di ujung batang atau cabang, dan dikelilingi oleh daun-daun yang letaknya di paling atas.
  • Hidup di tempat-tempat berawa-rawa dan membentuk rumpun atau bantalan, pada bagian bawah yang ada di dalam air mati dan berubah menjadi gambut.
  • Protonema merupakan suatu badan berbentuk daun kecil, tepinya bertoreh-toreh dan hanya terdiri dari satu sel saja.
  • Batangnya bercabang-cabang dan membentuk roset pada ujungnya.
  • Setelah pembuahan, kaki selau memanjang seperti tangkai dan dinamakan pseudopodium.
  • Kapsul spora mempunyai tutup yang akan membuka, jika spora sudah masak.
Funaria hygrometrica
Sistematik :
Divisi : Bryophyta
Classis : Musci
Ordo : Brayales
Famili : Funariaceae
Genus : Funaria
Species : Funaria hygrometrica
2.2              Peranan Lumut
Peranan Tumbuhan Lumut dalam Kehidupan
Dalam kehidupan, tumbuhan lumut juga memiliki manfaat, di antaranya adalah:
1.      Dalam ekosistem yang masih alami, lumut merupakan tumbuhan perintis karena dapat melapukkan batuan sehingga dapat ditempati oleh tumbuhan yang lain.
2.      Lumut dapat menyerap air yang berlebih, sehingga dapat mencegah terjadinya banjir.
3.      Tumbuhan lumut yang tumbuh di lantai hutan hujan membantu menahan erosi, mengurangi bahaya banjir, dan mampu menyerap air pada musim kemarau.
4.      Lumut jenis Marchantia polymorpha dapat digunakan sebagai obat radang hati.
5.      Lumut Sphagnum dapat dijadikan sebagai bahan pengganti kapas
6.      Beberapa tumbuhan lumut dimanfaatkan sebagai ornamen tata ruang. Beberapa spesies Sphagnum dapat digunakan sebagai obat kulit dan mata.











BAB III
PENUTUP
3.1       Kesimpulan
Termasuk diivisi bryophyte, berasal dari bahasa yunani yang berarti “tumbuhan lumut “, pada umumnya lumut berwarna hijau, karena mempunyai sel – sel dengan plastid yang menghasilkan klorofil a dan b, dengan demikian lumut bersifat autotrof. Tubuh lumut dapat dibedakan antara sporofit dan gametofitnya.
Lumut merupakan tumbuhan kecil, lembut yang apakah secara khas tinggi 1-10 cm (0.4-4 inchi), meskipun beberapa jenis adalah banyak lebih besar. Mereka biasanya tumbuh berdekatan bersama-sama di dalam keset / dasar, perdu atau di tempat rindang. Mereka tidak mempunyai bunga atau biji, dan daun-daun yang sederhananya menutupi batang liat yang tipis. Pada lumut tertentu menghasilkan capsule spora yang nampak seperti paruh yang dilahirkan pada tangkai tipis. Ada kira-kira 10,000 jenis lumut digolongkan pada Bryophyta.
Terdiri dari 3 klas yaitu :
1. kelas Hepaticopsida (Hepaticae)
2. kelas Anthocerotopsida (Anthocerotae)
3. kelas Bryopsida (Musci)
           




DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.2011. http://en.wikipedia.org/wiki/Image:Mossopolis.jpg Koloni lumut tebal / padat di hutan yang dingin. Diakses tanggal 22 November 2011.
Anonymous.2011.http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan_lumut. Diakses Tanggal 22 November 2011.
http://www.zimbio.com/member/fetriyan/articles/ZoZop23iiU9/Ciri+Ciri+dan+Sifat+Lumut
http://www.crayonpedia.org/mw/1._Lumut_10.1
http://isharmanto.blogspot.com/2009/11/klasifikasi-lumut.html
Tjitrosoepomo, Gembong. 2003. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press












Pembagian Tugas
Materi              : Elfina Romadhon, ernawati, Dian Handayani dan Dian Ika P
Makalah          : Dian Ika Pertiwi
Powerpoint      : Eka Melinda
Presentasi        : Elly Muntianingsih

1 komentar:

ifankluet mengatakan...

Terima kasih I LOVE U

Posting Komentar

 
 

Designed by: Compartidísimo
Scrapping elements: Deliciouscraps©