PERKEMBANGAN KOGNITIF PESERTA DIDIK
Perkembangan peserta didik dapat dilihat dari berbagai aspek, baik dari aspek fisik, aspek kognitif dan aspek psikososial. Ketiga aspek tersebut memiliki ciri-ciri tertentu dan bervariasi. Kognitif merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan peserta didik yang berkaitan langsung dengan proses pembelajaran dan sangat menentukan keberhasilan mereka di sekolah. Setiap anak tentunya memiliki kemampuan kognitif yang berbeda-beda karena anak memiliki ciri khas sehingga dia merupakan insan yang unik. Tentunya ini menjadi tantangan tersendiri bagi seorang guru dalam memahami kognitif setiap anak karena pada setiap anak memiliki kemampuan kognitif yang berbeda-beda. Seorang guru harus memilki suatu konsep pembelajaran agar apa yang ia berikan dapat ditangkap oleh peserta didik.
Secara sederhana, kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah. Sehingga dengan ini anak akan mudah menguasai pengetahuan umum yang lebih luas, dan dapat berinteraksi dengan orang lain dan juga lingkungannya.
Perkembangan Kognitif Menurut Piaget
Saat ini untuk mengetahui tingkat perkembangan kognitif seorang anak dilakukan dengan cara tes intelegensi atau sejenisnya untuk mengetahui tingkat IQ mereka, tapi cara ini terasa terlalu kaku menurut Piaget, pandangan Piaget ini memang kenyataan karena kadang kala seorang anak tidak mengerti maksud dari pertanyaan yang diajukan padanya. Seperti contoh, seorang Thomas Alva Edison dianggap tuli dan bodoh, tapi nyatanya dia adalah pemberi jasa yang besar bagi dunia. Inilah cerita singkat tentang Thomas Alva Edison.
Suatu hari, seorang bocah berusia 4 tahun, agak tuli dan bodoh di sekolah, pulang ke rumahnya membawa secarik kertas dari gurunya. Ibunya membaca kertas tersebut,”Tommy,anak ibu, sangat bodoh. Kami minta ibu untuk mengeluarkannya dari sekolah.”
Sang ibu terhenyak membaca surat ini, namun ia segera membuat tekad yang teguh, ” anak saya Tommy, bukan anak bodoh. Saya sendiri yang akan mendidik dan mengajar dia.”
Tommy bertumbuh menjadi Thomas Alva Edison, salah satu penemu terbesar di dunia. Dia hanya bersekolah sekitar 3 bulan, dan secara fisik agak tuli, namun itu semua ternyata bukan penghalang untuk terus maju.
Tak banyak orang mengenal siapa Nancy Mattews, namun bila kita mendengar nama Edison, kita langsung tahu bahwa dialah penemu paling berpengaruh dalam sejarah. Thomas Alva Edison menjadi seorang penemu dengan 1.093 paten penemuan atas namanya. Siapa yang sebelumnya menyangka bahwa bocah tuli yang bodoh sampai-sampai diminta keluar dari sekolah, akhirnya bisa menjadi seorang genius? Mengapa ? jawabannya adalah ibunya!
Ya, Nancy Edison, ibu dari Thomas Alva Edison, tidak menyerah begitu saja dengan pendapat pihak sekolah terhadap anaknya. Nancy yang memutuskan untuk menjadi guru pribadi bagi pendidikan Edison dirumah, telah menjadikan puteranya menjadi orang yang percaya bahwa dirinya berarti. Nancy yang memulihkan kepercayaan diri Edison, dan hal itu mungkin sangat berat baginya. Namun ia tidak sekalipun membiarkan keterbatasan membuatnya berhenti…
Untunglah sang Maestro memiliki Ibu yang sangat mencintainya,sehingga Thomas Alva Edison berpeluang menjadi sang Maestro dalam penemuan yang bersejarah bagi umat manusia
Kita dapat menarik kesimpulan bahwa janganlah pernah menyerah jika kita mempuyai kekurangan apapun, dengan kita bekerja keras pasti apa yang kita inginkan dapat kita capai.
Oleh sebab itu, perkembangan kognitif seorang anak berbeda, ada yang perkembangannya lambat pada waktu kecil tetapi perkembangannya begitu cepat pada waktu dewasa seperti. Dan sebaliknya, ada yang perkembangan kognitifnya sangat cepat pada waktu kecil tetapi semakin menurun pada saat dewasa dan ada yang berjalan secara perlahan-lahan sesuai dengan perkembangan seorang anak. Karena menurut Jean Piaget setiap orang mengalami tahap perkembangan kognitif yaitu :
a) Tahap Sensorimotor ( usia 0-2 tahun )
Pada tahap ini anak telah mulai memahami hubungan antara benda dengan nama yang diberikan kepada benda tersebut. Intinya tahap ini hampir secara keseluruhan kegiatannya mencangkup gejala yang diterima secara langsung melalui indra.
b) Tahap Praoperasional ( usia 2-7 tahun)
Pada tahap ini perkembangan sangat pesat. Mereka dapat mempresentasikan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar dan keputusan yang hanya berdasarkan intuisi, bukannya berdasarkan anlisis rasional.
c) Tahap Operasional Konkret ( usia 7-9 tahun )
Pada tahap ini kemampuan berfikir logis muncul. Mereka dapat dan berfikir secara sistematis untuk mencapai pemecahan masalah. Contohnya, mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda dan menyukai soal-soal yang telah tersedia jawabannya.
d) Tahap Operasional Formal ( usia 11- dewasa )
Pada tahap ini, mereka dapat mengaplikasikan cara berfikir terhadpa permaslahan dari semua kategori baik yang abstrak maupun konkret serta lebih idealistik.
Tetapi bagaimana dengan perkembangan kognitif seorang anak yang berlangsung lebih lambat dari tahap perkembangan kognitif seorang anak seusianya. Apa yang menyebabkan itu semua, apa yang salah. Seperti yang di alami oleh seorang ibu ini.
Anaknya, lelaki umur 2 tahun 3 bulan sampai saat ini masih belum bisa bicara, kosa kata yang bisa diucapkan tidak lebih dari 5 kata : Mama, Ayah, Diii (nama kakak-nya), Ya dan Cu (minta susu). Mama dan ayahnya berusaha tiap hari untuk menambah perbendaharaan kata-kata namun sangat sulit bagi dia untuk menghafal maupun mengucapkannya. Apakah ini berhubungan dengan apa yang disebut orang "autis'? . Menurut DSA keponakan beliau, untuk umur segitu masih wajar jika susah bicara dan cuma diberi vitamin saja. Tapi kalau melihat teman-teman sebayanya beliau sedih karena dia diam saja, tidak pernah ngoceh seperti yang lain. Apakah kiranya perlu dibawa ke psikolog anak?
Jangan panik dulu, mungkin itu yang pertama kali dapat dilakukan karena perkembangan setiap anak itu berbeda. Untuk kasus terlambat ngomong perlu hati-hati untuk menganalisanya. Coba cari tahu ada tidak riwayat terlambat ngomong di keluarga, kalau memang tidak ada coba perhatikan dulu:
1. Kesehatan fisik anak, apakah dia sehat atau sering sakit-sakitan.
2. Bagaimana perilaku anak, apakah dia punya perhatian terhadap sekelilingnya atau hanya sibuk dengan diri sendiri.
3. Apakah dia ada alergi terhadap sesuatu (makanan, udara dll).
Ini perlu sekali supaya kita tidak salah menangani masalah keterlambatan bicara ini dikemudian hari. Kalau perlu jangan ragu pergi ke psikolog untuk berdiskusi dan observasi, jangan sampai si anak diberi label yang salah.
Karakteristik Perkembangan Kognitif Peserta Didik
Usia Sekolah (Sekolah Dasar – SD)
Pada saat sekolah dasar menurut Piaget, seorang anak masuk ke dalam tahapan operasional konkret dimana anak tersebut berkurang sifat egoisnya, lebih bersifat kritis dalam mempertimbangkan suatu situasi daripada hanya memfokuskan pada suatu aspek dan mampu untuk berhubungan/ berkomunikasi lebih efektif dan berfikir lebih fleksibel. Intinya pada tahap ini anak tersebut dapat berfikir secara logis tentang suatu hal.Walaupun demikian, kadar dan cara anak untuk berfikir logis terhadap sesuatu kan berbeda. Perbedaaan tersebut disebabkan juga oleh berbagai factor, misalnya jika seorang guru yang mengajar di kelas 1 SD hanya menggunakn metode ceramah (verbalisme) dalam menerangkan konsep pertambahan pada matematika, tidak akan membuat siswa berkembang secara maksimal. Lain halnya dengan jika guru tersebut menggunakan bebvbagai benda konkret sebagai media untuk menyampaikan materi, akan membuat anak lebih cepat mengerti.
Remaja (SMP dan SMA)
Berbeda dengan saat usia sekolah dasar pada saat remaja anak sudah memulai mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal, seperti asosiasi, diferensiasi, komparasi dan hubungan sebab-akibat (causalitas) meskipun masih bersifat abstrak dan relative terbatas .
No. Siswa SMP ( Remaja Awal ) Siswa SMA ( Remaja Akhir )
1. Proses berfikirnya sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal (asosiasi,diferensiasi,komparasi, dan kausalitas) dalam ide-ide atau pemikiran abstrak ( meskipun relative terbatas). Sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal disertai kemampuannya membuat generalisasi yang lebih konklisif dan komprehensif.
2. Kecakapan dasar umum (general intelligence) menjalani laju perkembangan yang terpesat (terutama bagi yang belajar di sekolah). Tercapinya titk puncak ( kedewasaan intelektual umum, yang mungkin ada pertambahan yag sangat terbatas bagi yang terus bersekolah.)
3. Kecakapan dasar khusus ( bakat atau aptitude) mulai menunjukkan kecenderungan-kecenderungan lebih jelas. Kecenderungan bakat tertentu mencapai titik puncak dan kemantapannya.
Dengan mengetahui karakteristik perkembangan kognitif ini diharapkan seorang guru dapat mengimplikasikannya dalam kegiatan belajar mengajar, seperti menerapkan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual siswa sekolah menengah, pendekatan pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil untuk siswa-siswa yang unggul dan siswa yang lambat, dan mengembangkan model pembelajaran semacam tutor sebaya dan bimbingan teman sebaya.
Kecenderungan Perkembangan Beberapa Kemampuan Kognitif Anak
1) Persepsi yang artinya memahami atau mengartikan sesuatu.Ini akan menjadi masalah nantinya bagi seorang guru dalam mengajar.Oleh karena itu, seetiap guru harus benar-benar dapat menyampaikan suatu informasi yang akhirnya dapat dipersepsikan dengan benar oleh seorang anak. Terdapat proses untuk mempersepsikan sesuatu yaitu seleksi, penyusunan dan penafsiran. Ternyata tidak gampang dalam memahami suatu informasi, begitu banyak yang berperan dan begitu panjang proses sehingga itu menjadi suatu puzzle yang akhirnya tersusun dengan sempurna.
2) Memori, memori secara sederhana dikatakan sebagai ingatan. Lupa adalah kata yang begitu lekat dengan kehidupan kita untuk menggambarkan suatu keadaan kita tidak ingat dengan sesuatu yang mungkin itu penting atau tidak. Sebagai seorang pelajar, lupa adalah hal yang sering dilakukan. Apalagi masalah pelajaran, menjadikan itu menjadi hal lumrah dikalangannya. Lupa mengerjakan tugas, lupa jawaban saat menjawab soal dan sebagainya. Mengapa hal demikian bisa terjadi? Itu terjadi karena karena kita kurang melatih otak kita dalam hal mengingat, kebanyakan remaja dapat dengan mudah menghafal lirik lagu dibandingkan dalam hal pelajaran, itu nyata yang terjadi saat ini, memori jangka pendek yang sering susah untuk diingat.untuk itu maka diperlukan sebuah strategi yang disebut strategi memory yang sangat penting yaitu imagery (perbandingan) yaitu pembayangan dari seseorang dan retrieval (pemunculan kembali) yaitu proses mengeluarkan atau mengangkat informasi dari tempat penyimpan. Otak manusia merupakan perangkat yang paling kompleks didunia. Trilyuanan sel otak ada di sana dan saling berhubungan. Kapasitas otak manusia menyimpan memori lebih besar dari komputer sekalipun. Komputer bisa langsung hang jika terlalu menyimpan data. Tapi sayangnya manusia tidak mengoptimalkan seluruh potensi otak tersebut. Orang genius sekelas Einstein-pun ternyata baru menggunakan kemampuan otaknya tak lebih dari 4 %. Bayangkan jika kemampuan otak tersebut digunakan 100%? . Dengan potensi yang demikian hebatnya, otak mampu merekam semua kejadian sejak manusia lahir hingga mati. Allah telah menciptakan sesuatu itu dengan sempurna untuk keperluan manusia. Sungguh Maha Besar Allah dengan semua yang di ciptakannya.
3) Atensi ( Perhatian ), salah satu aspek yang penting dalam memproses informasi karena tanpa adanya atensi dari peserta didik, maka informasi atau materi yang disampaikan mustahil dapat dipahami oleh peserta didik tersebut karena sering sekali pikiran mereka melayang menemukan hal yang lain yang lebih menarik perhatiannya walaupun pandangan mereka tetap melihat ke depan atau mereka melihat ke depan hanya dalam rangka melihat gerak gerik gurunya. Oleh karena itu, seorang guru harus selalu mengatakan kata fokus atau perhatikan, agar peserta didik memperhatikan materi yang diberikan oleh guru tersebut..
DAFTAR PUSTAKA
Desmita. 2009.Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rosda Karya.
Sumantri, Mulyani dan Nana Syaodih. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
Perkembangan kognitif peserta didik
Di susun oleh :
Betra Ratna Sari
Dian Ika Pertiwi
Ernawati
FKIP/Pend. Biologi 2C
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JL. Tanah Merdeka Kp. Rambutan Ps. Rebo Jakarta Timur (021) 8400341
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia berupa kesehatan badan ,jiwa dan pikiran sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tak lupa kami hanturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang membawa berkah dan karunia serta ajaran menuju jalan yang benar.
Makalah yang berjudul : “ Perkembangan Kognitif Peserta Didik“, dibuat dalam rangka untuk mengetahui cara-cara yang dapat digunakan para guru untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan intektual dari para siswanya.
Dalam membuat makalah ini,kami sangat berterima kasih kepada dosen yang memberikan tugas ini dan orang tua saya serta teman-teman setim.
Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini berguna bagi semua pihak, khususnya dosen dan teman-teman mahasiswa lainnya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan koreksi dari berbagai pihak untuk perbaikan makalah ini.
Jakarta, 4 Maret 2011
Penyusun
Senin, 11 April 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
wahh.. baguss sekali ttg psikopernyaa..
sangat membantu buat saya.. thanks..
thanx ya ira,,,, iya membantu banget buat kita..
palagi nanti kita akan menjadi seorang pendidik. amien...
Posting Komentar